Diganti, 27 Pejabat Tinggi Polri

Sebanyak 27 jabatan di jajaran Kepolisian RI, termasuk delapan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) serta Wakil Kepala (Waka) Polri dalam waktu dekat akan diganti. Keputusan penggantian itu telah dituangkan dalam dua surat keputusan yang ditandatangani Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono tertanggal 28 Januari 2000, dan mulai berlaku 1 Februari 2000.

Dalam Surat Keputusan Menteri Pertahanan Nomor Skep.054/M/1/2000, Juwono memutuskan mengganti Letjen (Pol) Drs Nana Permana sebagai Wakil Kapolri oleh Mayjen (Pol) Drs S Bimantoro. Saat ini, Bimantoro menjabat Asisten Operasi Kapolri. Nana Permana akan menjalani tugas sebagai perwira tinggi di Markas Besar Polri dalam rangka persiapan pensiun.

Sedangkan pergantian delapan jabatan Kapolda dan 18 jabatan lainnya di lingkungan Polri, tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Pertahanan Nomor Skep/056/M/I/2000. Dalam surat keputusan tersebut, seluruh pejabat baru disebutkan akan menjalani tugasnya mulai Selasa, 1 Februari 2000. Namun serah terima jabatan masih belum ditetapkan waktunya.

Kedelapan Kapolda baru tersebut adalah, Kapolda Metro Jaya akan dijabat oleh Mayjen (Pol) Nurfaizi (saat ini Kapolda Jawa Tengah) menggantikan Mayjen (Pol) Noegroho Djajoesman (selanjutnya menjadi Kepala Sekolah Staf Pimpinan Polri); Jabatan Kapolda Jateng selanjutnya dipercayakan kepada Mayjen (Pol) Kadaryanto (Asisten Personalia Kapolri); Kapolda Sumatera Utara akan dijabat Brigjen (Pol) Sutanto (Wakil Kapolda Metro Jaya) menggantikan Brigjen Sutiyono, yang dialihtugaskan menjadi Asisten Operasi Kapolri; Kapolda Sulawesi Utara akan dijabat Brigjen Erald Dotulong (Kepala Dinas Penerangan Polri) menggantikan Brigjen (Pol) Djuharnus Wiradinata yang akan menjadi Kepala Sekolah Calon Perwira Lembaga Pendidikan dan Latihan (Lemdiklat) Polri; Kapolda Jawa Timur akan dijabat Mayjen (Pol) Da’i Bachtiar (Kepala Korps Reserse Polri) menggantikan Mayjen (Pol) Moch Dayat, yang akan menjadi perwira tinggi di Markas Besar Polri.

Selanjutnya adalah Kapolda Jabar akan dijabat oleh Mayjen (Pol) Adang Daradjatun (Asisten Perencanaan dan Anggaran/Asrena Kapolri) menggantikan Mayjen (Pol) Chaeruddin Ismail, yang akan menjadi Kepala Korps Reserse Polri; Kapolda Sumatera Selatan akan dialihkan kepada Brigjen (Pol) Togar Manatar Sianipar (Kapolda Bali) menggantikan Brigjen (Pol) Pandji Atmasudirdja yang akan bertugas menjadi Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kapolri; Sedangkan jabatan Kapolda Bali akan dipegang oleh Mayjen (Pol) I Wayan D Ardjana (Sekretaris NCB-Interpol).

Jabatan Kepala Dinas Penerangan Polri selanjutnya akan dipegang oleh Kolonel (Pol) Dadang Garnida, seorang perwira menengah di Markas Besar Polri.

<http://64.203.71.11/kompas-cetak/0001/29/UTAMA/diga01.htm&gt;

———————
The WordVEOMyKucingC#TechnoLastjune

Arsip Artikel Perpustakaan dan Buku Terbitan Indonesia

Pernah melihat naskah kuno? Kalau belum, cobalah sesekali berkunjung ke Lantai VB Gedung Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) yang terletak di Jl Salemba Raya. Di sana terdapat sekitar 10 ribu naskah yang dikenal dengan Naskah Nusantara (oriental manuscript).

Menurut Kepala Bagian Naskah PNRI Nindya Noegraha, tidak seperti anggapan beberapa kalangan, ternyata naskah kuno yang tersimpan di PNRI lebih lengkap ketimbang yang tersimpan di luar negeri, Leiden misalnya. Sebuah naskah, kata Nindya, sering memiliki versi tersendiri. ”Nah, yang tersimpan di luar negeri barangkali naskah versi lain.”

Koleksi Manuskrip Nusantara yang merupakan naskah yang ditulis tangan tersebut dikumpulkan sejak lebih dari 200 tahun, yakni sejak berdirinya Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen pada tahun 1778. Sebagian besar merupakan hasil kolektor seperti Pigeaud, Brandes, Cohen Stuart, Redel, Kilian, Von de Wall, Van der Tuuk dan Artati Soedirdjo.

Naskah-naskan kuno itu juga diperoleh dari lembaga-lembaga seperti Bataviaasch Genootschap van Kusten en Watenschappen, Koninklijk Bataviaasch Genootschap van kusten en Wetenschappen, Lembaga Kebudayaan Indonesia, Museum Pusat, Museum Nasional, dan PNRI sendiri. Bahkan kabarnya Presiden RI Abdurrahman Wahid pernah menyumbang puluhan kitabnya untuk melengkapi koleksi kuno PNRI.

”Sangat sulit mengumpulkan naskah kuno,” kata Nindya. Dia yakin masih banyak naskah yang disimpan oleh masyarakat. ”Mereka menganggap naskah tersebut sebagai jimat yang memiliki kekuatan mistik tertentu,” ungkapnya. Karena itu, maka sangat sulit bagi PNRI jika menghendaki naskah tersebut disimpan di perpustakaan. ”Bahkan jika dibeli sekalipun mereka enggan melepas naskah yang dimilikinya.” Pemilik naskah juga ketakutan jika petugas PNRI ingin sekadar melihat dan membacanya. Anehnya lagi, ada yang menyaratkan harus menyajikan barang-barang tertentu sebagai sesajen. ”Tidak rasional. Padahal, dalam naskah itu barangkali termuat sejarah yang selama ini masih sumir, seperti di mana letak yang sebenarnya Kerajaan Sriwijaya, dan lain-lain.”

Naskah-naskah kuno yang kini berada di PNRI di antaranya Hijrah Nabi SAM (Naskah Bugis; Babad Mataram (Naskah Jawa); Surat-Surat Raja Gianyar, Raja Bangli, Raja Klungkung (Naskah Bali); Sekawa Darma (Naskah Bali), Pustaha (Naskah Batak); Kumpulan Naskah Rencong (Sumatera Selatan); Bhomakawya (Naskah Bali); Sureq Baweng/Surat Nuri (Naskah Bugis), dan lain-lain. Tidak semua naskah tersebut ditulis di atas kertas. Naskah tadi ada yang ditulis di atas bambu, daun lontar, daun nipah, dan sebagainya.

Selain kesulitan untuk menambah koleksi, memelihara naskah kuno juga tidak gampang. Naskah-naskah tersebut harus diberikan perlakuan khusus sehingga mampu bertahan lebih lama. ”Pada dasarnya naskah kuno itu pasti lambat laun akan hancur. Perawatan ditujukan untuk memperpanjang usia naskah. Jaman dulu biasanya hanya ditaruh kapur barus di samping naskah,” papar alumnus UI itu.

Setahun sekali, ungkap Nindya, naskah tersebut harus difumigasi (disemprot dengan gas) di laboratorium. Tujuannya untuk membersihkan naskah dari kutu-kutu buku dan serangga yang dapat merusak. Selain itu, kelembaban ruangan juga harus dijaga. Ukurannya sekitar 50 persen. Ruangan koleksi selama 24 jam harus tetap dialiri AC sehingga suhunya tetap berada dalam kedinginan 16 derajat Celcius [standar Jakarta]. Agar perawatan itu maksimal dibantu juga dengan pemberian silicagel, dehumidifier, serta dipantau oleh thermohygrograf.

Manuskrip yang ditulis dengan tinta, kata Nindya, mengandung tingkat keasaman yang tinggi. ”Jika dibiarkan, keasaman ini akan menghancurkan kertas naskah,” paparnya. Untuk menghilangkan sifat asam tersebut, naskah dicelupkan dalam larutan basa, setelah sebelumnya diteliti apakah jika dicelupkan dalam larutan tinta itu luntur atau tidak. Sebagian manuskrip ada yang dilindungi dengan kertas silikon atau kertas bebas asam. Penetralan sifat asam juga diperlukan untuk membunuh serangga, karena serangga tidak semuanya mati meski sudah difumigasi.

Penyimpanan naskah kuno juga harus sesuai dengan standar aturan perawatan koleksi. Naskah yang berbentuk buku banyak yang disimpan dalam kotak kertas khusus yang dibeli dari Jepang. Tersedia juga lemari besi sebagai tempat untuk penyimpanan naskah lontar dan bambu.

Untuk mencegah agar koleksi tidak punah, PNRI melakukan beberapa upaya dokumentasi seperti pembuatan mikrofilm. ”Baru sekitar 60 persen saja naskah yang telah dialihkan dalam mikrofilm,” tambahnya. Sayangnya, lanjutnya, lewat mikrofilm aspek warna tidak bisa dimunculkan dengan sempurna karena mikrofilm hanya mampu menyajikan dalam bentuk hitam-putih saja. ”Padalah kadang warna juga dapat dimanfaatkan sebagai salah satu penunjuk tahun naskah.”

Pengunjung boleh memiliki mikrofilm naskah yang dikehendakinya. Untuk naskah sepanjang satu rol, anda hanya perlu merogoh kantong sebesar Rp 800 ribu. ”Harganya memang cukup mahal, apalagi bagi mahasiswa Indonesia,” kata Nindya.

Selain itu, PNRI juga melakukan penyalinan naskah. ”Dalam satu tahun paling satu naskah yang disalin,” ungkap Nindya. Setelah disalin, banyak naskah yang ditransliterasi, yakni penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad satu ke abjad yang lain sehingga mahasiswa dan masyarakat awam dapat memahami naskah kuno. ”Tidak semua orang yang berminat membaca naskah kuno menguasai bahasa yang digunakan penulis naskah. Naskah yang telah ditransliterasi bisa dicetak oleh pengunjung. Harganya Rp 2.000 per lembar.

Ia berkata, sangat disayangkan kenyataan menunjukkan masih sedikit masyarakat yang mengetahui dan memanfaatkan koleksi Manuskrip Nusantara. Jikapun ada yang berkunjung, paling mahasiswa Fakultas Sastra tingkat awal yang tengah diberi tugas oleh dosennya. Atau paling banter mahasiswa doktoral dan peneliti. Malahan, kata Nindya, yang banyak membolak-balik naskah kuno justru mahasiswa dari luar negeri yang tengah mempelajari budaya Indonesia.

Padahal isi yang terkandung dalam naskah sangat beragam. ”Dari sini kita bisa membaca lintasan sejarah,” ungkap Nindya. Naskah juga bisa memuat dongeng, hikayat, cerita rakyat, babad, silsilah sampai sejarah. Terdapat juga naskan kuno yang berisi perjanjian, etiket, upacara, hukum adat, bahkan undang-undang sebuah kerajaan. Bukan cuma itu saja, ada pula manuskirip yang isinya seperti daftar kata, kamus, tata bahasa atau gramatika. Bahkan tak jarang ada yang menjelaskan tentang astrologi, keagamaan, cara-cara pengobatan, ilmu bangunan dan lain-lain. ”Barangkali dengan membaca naskah kuno akan ditemukan cara mengobati penyakit AIDS,” seloroh pria berkacamata minus itu. Siapa tahu?

<http://www.asmakmalaikat.com/go/buku/23012000_1.htm&gt;

———————
The WordVEOMyKucingC#TechnoLastjune

Penelitian ITB

Dalam suasana masih diwarnai oleh kecerahan Lebaran, rasanya masih absah Pengantar ini dimulai dengan ucapan Selamat Idul Fitri serta mohon maaf lahir batin. Kolom Pengantar ini pun diisi pula oleh suatu tulisan paparan singkat tentang Gagasan, Penelitian dan Penemuan Baru sebagai pembuka.

Kolom Penelitian ITB tiba di tangan warga ITB untuk kedua kalinya dan bersyukur pula turut berkiprah dalam suasana Milenium-3. Pertama, Berita Penelitian ITB kali ini ingin memperkenalkan 12 Pusat Penelitian yang berada dalam asuhan LP-ITB. Sepanjang meliput berita Penelitiannya, termuat di sini Undangan Pengajuan Usulan Penelitian dari Ditjen Dikti melalui proyek URGE; Pengumuman Proposal RUT VIII yang berhasil memperoleh dana untuk anggaran 2000/2001. Selamat kepada 29 peneliti yang berhasil meraih dana penelitian; Sekilas kegiatan penelitian di FSRD di liput pula oleh Bung Tendy. Kolom Berita memuat tentang rencana Peluncuran (Penemuan Baru) Teknologi yang yang telah dipatenkan oleh Kantor Manajemen HaKI, ITB, yang akan dilaksanakan di Hotel Hilton Jakarta. Niat ini sekaligus memang memperkenalkan penemuan unggulan baru dari kampus kita kepada masyarakat industri di Jakarta khususnya dan Indonesia umumnya. Itulah yang kita sebut “Technology Launching” ! Berita tentang Uber-HaKI pun dapat ditemukan dalam kolom ini.

Dalam kolom Peristiwa diumumkan tentang rencana Lokakarya bertema Penentuan Arah Prioritas Penelitian yang Strategis serta Perbaikan Sistem Pemantauan dan Evaluasi serta Implimentasinya; kemudian pengumuman tentang Rencana Seminar tentang Pengembangan (Penelitian) Kelautan di Indonesia atas prakarsa Pusat Penelitian Kelautan yang Insya Allah akan diselenggarakan tanggal 1 Februari 2000.

———————
The WordVEOMyKucingC#TechnoLastjune

About Blog

This blog is used for personal only. All material was copied from webnews for clip collections.

Blog ini digunakan sebagai media pengumpulan dana dan berita yang berkaitan dengan masalah ekonomi dan keuangan. Blog hanya digunakan untuk pengetahuan semata dan bukan untuk dikutip atau dipeluas.

All Copyright is by news owner or web source. this blog only copy from other site with add link source.

Mohon semua artikel dan kliping disini bukan untuk kutipan, sebab blog ini tidak memiliki otorisasi atau kewenangan sebagai sumber data. Semua data adalah milik dari masing masing webnews yang disertakan dengan link-nya masing masing.